Jakartainframe.com – Apa arti cinta? Cinta dapat dikatakan sebagai salah satu anugerah yang diberikan Allah. Di mana perasaan ini akan membawa seseorang untuk mencintai dengan tulus dan penuh kasih. Bahkan orang yang memiliki perasaan tulus ini akan melakukan hal baik dan bersedia mengorbankan diri demi orang yang dicintai.
Perasaan cinta ini dapat dimiliki oleh setiap orang. Baik perasaan cinta orang tua kepada anak, anak kepada orang tua, hingga perasaan cinta yang muncul atas ketertarikan lawan jenis. Namun, sebenarnya apa arti cinta, apa saja macam cinta, dan siapa yang berhak akan cinta dalam Islam.
Sebagai salah satu macam emosi yang kerap dialami, tentu Islam memiliki banyak penjelasan tentang apa arti cinta. Dalam hal ini, Imam Al Ghazali pernah menjelaskan apa itu hakikat cinta dalam Islam. Bahwa cinta adalah tentang pengetahuan dan penemuan, di mana setiap orang bisa memiliki besar cinta yang berbeda-beda tergantung pada hal yang diketahuinya.
Selain itu, Imam Al Ghazali juga mempunyai penjelasan tentang seperti apa gambaran cinta, bagaimana wujudnya, bagaimana sifatnya, dan lain sebagainya. Tentu penting bagi umat Islam untuk mengetahui apa itu cinta, sebab Islam adalah agama penuh cinta yang datang dari Allah.

Hakikat Cinta
Untuk memahami pengertian apa arti cinta, dapat dimulai dari makna inti atau hakikatnya. Dalam hal ini, Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa hakikat cinta adalah tentang pengetahuan dan penemuan. Di mana cinta akan tergambar, ketika Anda mengetahui dan menemukan sosok atau sesuatu yang disukai atau ingin dicintai.
Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa cinta tidak akan tergambar ketika Anda belum mengetahui dan menemukan sosok atau hal yang ingin dicintai. Dalam hal ini, perasaan cinta dari seseorang juga tergantung pada pengetahuan yang dia miliki tentang sosok atau hal yang dimaksud.
Apa arti cinta? Secara sederhana, Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa rumus cinta yaitu ketika Anda menemukan sosok atau sesuatu kemudian merasa nyaman dan tenang, maka Anda berhasil mencintai.
Sebaliknya, ketika Anda menemukan sesuatu yang ternyata menimbulkan rasa sakit maka hal tersebut akan dibenci. Dan tentu, hal atau sosok yang tidak berdampak bahagia atau luka, maka itu bukan suatu hal yang dicintai atau dibenci.
Ketika Anda mencintai, maka Anda akan memberikan penilaian baik pada sesuatu atau sosok seseorang. Misalnya, telinga Anda senang ketika mendengarkan lagu-lagu yang mengalun indah, mulut senang dengan makanan yang lezat, hidung senang dengan aroma-aroma yang harum. Itu tandanya Anda memberikan penilaian yang baik pada sesuatu, sehingga muncul perasaan suka dan cinta.
Macam Cinta
Selain dari pengertian dasar atau hakikatnya, Anda bisa memahami apa arti cinta dalam Islam dari beberapa macamnya. Dalam hal ini, Imam Al Ghazali membedakan cinta menjadi lima macam.
Pertama adalah cinta kepada diri sendiri, baik keberadaan atau kesempurnaannya.
Kedua yaitu cinta kepada setiap orang yang berbuat baik. Artinya Anda menaruh penilaian baik dan senang terhadap orang yang berbuat baik kepada Anda.
Ketiga cinta kepada orang yang selalu berbuat baik kepada sesama. Ini adalah tingkatan yang lebih tinggi, di mana Anda senang dengan orang yang selalu menebar kebaikan terhadap sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.
Keempat, cinta pada setiap hal secara materi, bisa berupa kecantikan atau ketampanan, etika yang baik, tutur kata yang lemah lembut, dan hal-hal lain yang berwujud. Ini tidak salah, sebab suatu keindahan tentu akan memunculkan rasa senang dan cinta pada siapa saja.
Terakhir adalah cinta yang disebabkan satu frekuensi yang terjalin dalam diri masing-masing orang yang saling mencinta. Di mana ini melibatkan dua orang yang saling mencinta. Seperti orang tua kepada anaknya, Anda dengan seorang sahabat, atau Anda dengan pasangan Anda. Masing-masing pihak dalam hal ini mencintai satu dengan yang lain.
Orang yang Berhak untuk Dicinta dalam Islam
Setelah mengetahui hakikat dan macamnya, tentu muncul pertanyaan, lalu siapakah pihak yang berhak untuk dicintai dalam Islam. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa setiap hal dapat dicintai, selama Anda merasakan nyaman dan tenang terhadap hal atau orang tersebut.
Meskipun begitu, dalam Islam Imam Al Ghazali menyebutkan bahwa tidak ada yang berhak dicintai kecuali Allah Ta’ala. Jika seorang manusia meletakkan cintanya pada selain Allah, maka ini menunjukkan bahwa seseorang tersebut kurang mengetahui hal-hal tentang Allah. Karena minimnya pengetahuan, maka dia tidak meletakkan cintanya pada Allah.
Penjelasan lain, bahwa cinta itu bersumber dari Tuhan. Di mana Allah menciptakan manusia, hewan, makhluk hidup, dan alam semesta karena dasar cinta yang dimilikinya kepada sesuatu yang ingin Dia ciptakan. Sehingga cinta yang sebenar-benarnya cinta adalah hal yang diperoleh melalui proses pendekatan diri kepada Tuhan.
Karena manusia termasuk ciptaaan Tuhan, maka sudah selayaknya manusia menempatkan cintanya pada Tuhan, karena telah diciptakan, diberi kehidupan, dan diberi berbagai macam keberkahan.
Salah satu bentuk cinta yang bisa dilakukan yaitu dengan menyembah dan beribadah kepadanya serta selalu berusaha mendekatkan diri kepadanya, Sang Pencipta yang penuh cinta.
Sumber: www.merdeka.com